Friday, December 10, 2010

Sombong

Definisi sombong

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”
(Luqman : 18)

PENGERTIAN SOMBONG
Definisi sombong oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits: “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia”
(Riwayat Muslim)

“Sombong adalah keadaan seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari pada orang lain, Kesombongan yang paling parah adalah sombong kepada Rabbnya dengan menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan ataupun
mengesakan-Nya”. (Fathul Bari’ 10/601)

HUKUM SOMBONG
Sombong haram hukumnya dan termasuk dosa besar. Ayat diatas telah dengan tegas menjelaskannya.

Ibnu Katsir : ; mengatakan,; “Firman Allah ;” dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh” maksudnya janganlah
kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, lagi berbuat semenamena. Jangan kamu lakukan semua itu yang menyebabkan Allah akan
murka kepadamu” (Tafsir Ibnu Katsir 3/417)

“Tidak akan masuk sorga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi” (Riwayat Muslim)

Imam An Nawawi : ; berkata: “Hadits diatas berisi larangan dari sifat sombong, yaitu menyombongkan diri kepada manusia,
merendahkan mereka serta menolak kebenaran”(Syarh Shahih Muslim 2/269)

Entri ini di salin di sini

Tuesday, December 7, 2010

Dajjal

Kebelakangan ini, saya sering mendapat emel yang becerita tentang kemunculan dajjal. Ada yang mengaitkan dengan kisah seorang sami yang boleh bermain sihir di India, ada yang mengaitkan dajjal dengan Yahudi Israel malah ada juga yang mengatakan bahawa mantan Presiden Amerika, George W Bush adalah Dajjal.

Sebenarnya banyak kisah tafsiran dan hujah tentang Dajjal yang boleh didapati daripada Internet, buku-buku agama dan sebagainya. Di sini saya ingin berkongsi artikel tentang dajjal yang saya petik daripada blog: Abang Dani

Dajjal adalah seorang laki-laki dari anak Adam yang memiliki sejumlah sifat sebagaimana dalam beberapa hadits agar manusia mengetahuinya dan berhati-hati terhadapnya, sehingga apabila kelak ia muncul maka orang-orang mukmin dapat me-ngenalnya serta tidak terfitnah olehnya.

Sifat-sifat inilah yang membedakannya dari manusia lainnya sehingga tidak tertipu olehnya kecuali orang yang jahil yang bakal celaka. Kita memohon keselamatan kepada Allah.

DI ANTARA SIFAT-SIFAT DAJJAL
Dia adalah seorang muda yang berkulit merah, pendek, berambut keriting, dahinya lebar, pundaknya bidang, matanya yang sebelah kanan buta, dan matanya ini tidak menonjol keluar juga tidak tenggelam, seolah-oleh buah anggur yang masak (tak bercahaya) dan matanya sebelah kiri ditumbuhi daging yang tebal pada sudutnya. Di antara kedua matanya terdapat tulisan huruf kaf, fa’, ra’ secara terpisah, atau tulisan “kafir” secara bersambung / berangkai, yang dapat dibaca oleh setiap muslim yang bisa menulis maupun yang tidak bisa menulis. Dan di antara tandanya lagi ialah mandul, tidak punya anak.

Berikut ini beberapa hadits shahih yang menyebutkan ciri-ciri tersebut, yang juga merupakan dalil akan munculnya Dajjal:

[1]. Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Ketika saya sedang tidur, saya bermimpi melakukan thawaf di Baitullah…. ” Lalu beliau mengatakan bahwa beliau melihat Isa Ibnu Maryam ‘alaihissalam, kemudian melihat Dajjal dan menyebutkan ciri-cirinya dengan sabdanya: “Dia itu seorang laki-laki yang gemuk, berkulit merah, berambut keriting, matanya buta sebelah, dan matanya itu seperti buah anggur yang masak’ (tak bersinar). ” Para sahabat berkata, “Dajjal ini lebih menyerupai Ibnu Qathn [1] , seorang laki-laki dari Khuza’ah.” [Shahih Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid.Dajjal 13: 90: Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Dzikril Masih Ibni Maryam 'alaihissalam wal-Masihid Dajjal 2: 237].

[2]. Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyebut-nyebut Dajjal di hadapan orang banyak, lalu beliau bersabda:

“Artinya : Sesungguhnya Allah Ta’ala itu tidak buta sebelah matanya. Ketahuilah. sesungguhnya Al-Masih Ad-Dajjal itu buta.sebelah matanya yang kanan, seakan-akan matanya itu buah anggur yang tersembul. ” [Shahih Bukhari, Kitabul Fitan. Bab Dzikrid Dajjal 13: 90; dan Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asy-rothis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 59].

[3]. Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah saw bersabda dalam menyifati Dajjal, bahwa dia adalah seorang muda yang berambut sangat keriting (kribo), sebelah matanya tak bercahaya, mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 65].

[4]. Menurut hadits yang diriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Sesungguhnya Masih Dajjal itu seorang lelaki yang pendek dan gemuk, berambut kribo, buta sebelah matanya, dan matanya itu tidak menonjol serta tidak tenggelam. Jika ia memanipulasi kamu, maka ketahuilah bahwa Rabbmu tidak buta sebelah matanya.” [Aunul Ma'bud Syarah Sunan Abi Dawud 11: 443. Hadits ini derajatnya shahih. Periksa: Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 2: 317-318, hadits nomor 2455].

[5]. Dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Adapun Masih kesesatan itu adalah buta sebelah matanya. Lebar jidatnya, bidang dadanya bagian atas dan bengkok ” [Musnad Imam Ahmad 15: 28-30 dengan tahqiq dan syarah Ahmad Syakir. Dia berkata, "Isnadnva shahih. " hadits ini juga dihasankan oleh Ibnu Katsir. Periksa: An-Nihayah Fil Fitan wai Malahim 1: 130 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini].

[6]. Dalam hadits Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Dajjal itu buta matanya sebelah kiri dan lebat rambutnya. ” [Shahih Muslim. Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa'ah, Bab Dzikrid Dajjal 18: 60-61].

[7]. Dalam hadits Anas Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Artinya : Dan di antara kedua matanya termaktub tulisan “kafir” [Shahih Bukhari, Kitabul Fitan, Bab Dzikrid Dajjal 13: 91; dan Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothus Sa'ah, Bab sa’ah, bab Dzikrid Dajjal 18: 59].

Dan dalam satu riwayat disebutkan:

“Kemudian beliau mengejanya –kaf fa ra- yang dapat dibaca oleh setiap muslim. ” [Shahih Muslim 18: 59].

Dan dalam satu riwayat lagi dari Hudzaifah:

“Dapat dibaca oleh setiap orang mukmin, baik ia tahu tulis baca maupun tidak. ” [Shahih Muslim 18: 61].

Tulisan ini (yang ada di antara kedua mata Dajjal) adalah hakiki, sesuai dengan lahirnya, dan tidak sukar untuk diketahui oleh sebagian orang (yang muslim) dan tidak diketahui oleh sebagian orang lagi (yakni orang kafir) [2] bahkan orang muslim yang buta huruf pun dapat membacanya. Hal ini disebabkan kemampuan memandang itu diciptakan oleh Allah bagi hamba-Nya bagaimana dan kapan saja ia berkehendak. Tulisan ini dapat diketahui oleh mukmin dengan pandangan matanya, meskipun dia tidak kenal tulis- menulis, dan tidak dapat diketahui oleh kafir sekalipun dia tahu baca tulis. sebagaimana halnya orang mukmin dapat mengetahui bukti-bukti kekuasaan Allah dengan pandangan matanya sedangkan orang kafir tidak mengetahuinya. Maka Allah menciptakan pengetahuan bagi orang mukmin tanpa mengalami proses belajar mengajar. sebab pada zaman itu memang terjadi hal-hal yang luar biasa. [Fathul-Bari 13: 100].

Imam Nawawi berkata, “Pendapat yang dipegang oleh para muhaqiq ialah bahwa tulisan ini nampak secara lahir dan hakiki (sebenamya) sebagai suatu tanda dan alamat yang diciptakan oleh Allah di antara sejumlah alamat atau tanda-tanda yang menunjukkan dengan qath’i akan kekafiran, kebohongan, dan kebatilannya (Dajjal). Dan tanda-tanda ini dinampakkan oleh Allah kepada setiap orang muslim yang tahu tulis baca maupun yang tidak tahu tulis baca, dan disembunyikannya untuk orang yang dikehendaki-Nya akan celaka dan terfitnah. Dan hal ini tidak dapat dihalangi sama sekali. ” [Syarah Shahih Muslim oleh Imam Nawawi 18: 60]

[8]. Dan di antara sifat-sifatnya (ciri-cirinya) lagi ialah seperti yang disebutkan dalam hadits Fathimah binti Qais ra mengenai kisah Al-Jasasah yang di dalam kisah (riwayat) itu Tamim Ad-Dari ra berkata. “…. Lain kami berangkat dengan segera sehingga ketika kami sampai di biara tiba-tiba di sana ada seorang yang sangat besar (hebat) dan diikat sangat erat….” [Shahih Muslim. Kitabul Fitan wa Asy-rothis Sa'ah, Bab Qishshotil Jasasah 18: 81].

[9]. Dalam hadits Imron bin Husein Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:

“Artinya : Semenjak diciptakannya Adam hingga datangnya hari kiamat tidak ada makhluk yang lebih besar[3] daripada Dajjal. ” [Shahih Muslim 18: 86-87].

[10]. Dajjal tidak punya keturunan, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abi Sa’ad Al-Khudri ra dalam kisahnya bersama Ibnu Shayyad. Kata Ibnu Shayyad kepada Abu Sa’id, “Saya bertemu orang banyak dan mereka mengira saya ini Dajjal. Bukankah Anda pernah mendengar Rasulullah saw bersabda bahwa Dajjal tidak punya anak (keturunan)?” Abu Sa’id menjawab, “Betul” Ibnu Shayyad berkata lagi,” Padahal saya punya anak….” [Shahih Muslim, Kitabul Fitan wa Asyrothis Sa'ah, Bab Dzikri Ibnu Shayyad 18: 50].

Perlu diperhatikan bahwa dalam riwayat-riwayat di muka disebutkan bahwa Dajjal itu buta matanya yang sebelah kanan. sedangkan pada riwayat yang lain disebutkan bahwa matanya yang butanya adalah sebelah kiri. padahal semua riwayat itu shahih ini merupakan suatu kemusykilan. Ibnu Hajjar berpendapat bahwa hadits Ibnu Umar yang tercantum dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang menyifati Dajjal buta matanya yang sebelah kanan adalah lebih kuat daripada riwayat Muslim yang mengatakan bahwa yang buta adalah matanya sebelah kiri, sebab hadits yang disepakati shahihnya oleh Bukhari dan Muslim Iebih kuat daripada lainnya. [Fathul-Bari 13: 97]

Al-Qadhi‘ Iyadh berpendapat bahwa kedua belah mata Dajjal itu cacat. sebab semua riwayatnya shahih. Yang satu tidak bercahaya (ath-thafi’ah, dengan memakai huruf hamzah) yakni buta, dan ini untuk mata yang sebelah kanan sebagaimana. disebutkan dalam hadits Ibnu Umar. Dan matanya yang sebelah kiri ditumbuhi oleh daging pada sudutnya yang dapat menutupi sebagian atau seluruh lensanya (ath-thafiyah) dengan menggunakan huruf ya’), dan ini yang dimaksud dengan buta matanya sebelah kiri. Jadi masing-masing mata Dajjal itu cacat. yang satu tidak dapat melihat sama sekali dan satunya cacat dengan ditumbuhi daging. Imam Nawawi mengomentari jalan jama’ (kompromi) seperti yang dikemukakan Qadhi ‘iyadh itu sangat bagus (Syarah Muslim 2: 235) dan dikuatkan pula oleh Abu Abdillah Al-Qurthubi [At-Tadzkirah: 663].

[Disalin dari kitab Asyratus Sa'ah edisi Indonesia Tanda-Tanda Hari Kiamat, Penulis Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabl MA, Penerjemah Drs As'ad Yasin, Penerbit CV Pustaka Mantiq]
_________
Foote Note
[1]. Ibnu Qathan: namanya Abdul ‘Uzza bin Qathan bin Amr Al- Khuza’i. Ada yang mengatakan bahwa dia itu berasal dari kalangan Bani Musthaliq dari suku Khuza’ah. Ibunya bernama Halah binti Khuwailid. Ibnu Qathan tidak memiliki hubungan kesahabatan dengan Rasululiah saw karena dia telah meninggal pada zaman jahiliah. Adapun tambahan riwayat yang mengatakan bahwa dia pemah bertanya kepada Nabi saw, “Apakah keserupaannya denganku itu membahayakan bagiku?” Lalu Nabi menjawab, “Tidak, engkau muslim sedang dia kafir” adalah tambahan yang dha’if dari riwayat Al-Mas’udi yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yang dicampur dengan hadits lain. Periksa: Ta’liq Ahmad Syakir atas musnad Ahmad 15: 30-31; Al-lshobah Fi Tamyizish-Shahabah 4: 239, dan Fathul-Bari 6: 488 dan 13: 101).
[2]. Berbeda dengan pendapat orang yang mengatakan bahwa ini adalah majaz sebagai penanda zaman. Dan ini adalah pendapat yang lemah. Periksa: Syarah Muslim oleh An-Nawawi 18: 60-61; dan Fat-hul-Bari 13: 100.

[3]. Dalam Catalan kaki Shahih Muslim 4: 2267 terbitan Maktabah DaWan -Indonesia dikatakan bahwa yang dimaksud dengan “lebih besar” di sini ialah lebih besar fitnah dan bahayanya / perusakannya. (Penj).

Judul Asli : Sifat-Sifat Dajjal Dan Hadits-Hadits Yang Berkenaan Dengannya
Sumber : http://www.almanhaj.or.id/content/1071/slash/0

Monday, November 1, 2010

Penculik Kanak-kanak di AEON Jaya Jusco AU3 Keramat..

Saya ingin berkongsi sedikit peristiwa mencemaskan yang berlaku kepada seorang rakan saya bar-baru ini.

Pada malam Jumaat 29/10/2010, rakan saya dan isteri hampir-hampir kehilangan anak lelakinya yang berusia setahun lebih di Jaya Jusco AU3 Keramat, KL.

Menurut rakan saya ini, peristiwa berlaku sekelip mata. Anaknya berjalan sentiasa di hadapan beliau dan dalam jangkauan tangannya. Cuma ketika di kawasan pakaian, anaknya ini dengan pantas berlari masuk ke celah-celah pakaian. Rakan saya ini cuba menangkap, tetapi terlepas. Beliau kemudianb segera masuk ke celahan pakain itu mencari anaknya tetapi tidak berjumpa.

Peristiwa ini berlaku dalam jangkaan berberapa saat sahaja. Beliau dan isterinya yang sedang sarat mengandung cuba mencari di kawasan sekitar, namun gagal. Habis semua pakaian diselak dengan bantuan beberapa orang pekerja JJ. Pihak pengawal keselamatan juga dimaklukan dan mereka mengarahkan semua pengawal mencari dan mengawal ketat kesemua pintu keluar.

Selepas lebih kurang hampir dua jam, anaknya kemudian dijumpai di kawasan permaian kanak-kanak, keseorangan dalam keadaan ketakutan.

Berdasarkan rakaman CCTV, anaknya itu telah dibawa ke tandas oleh seorang wanita persis warga asing (Indonesia). Wanita itu dipercayai cuba menukar pakaian atau penampilan anak rakan saya itu. Usaha itu gagal kerana tandas penuh. Beliau kemudian kelihatan cuba untuk membawa kanak-kanak itu keluar tetapi gagal kerana setiap pintu keluar telah dikawal ketat oleh pengawal. Beliau juga dilihat membawa kanak-kanak tersebut ke serata tempat di dalam JJ... mungkin cuba mencari jalan keluar.

Alhamdulillah, berkat doa dan tindakan pantas semua pihak terlibat, usaha jahat wanita itu gagal dan beliau meninggalkan kanak-kanak itu dikawan permaianan tanpa mengapa-apakannya. Tahniah kepada penngawal keselamatan dan staff JJ...!

Peristiwa ini benar-benar menjadi pengajaran kepada rakan saya itu, dan juga saya yang biasa melepaskan anak-anak bermain di JJ sambil berjalan-jalan...

Semoga peristiwa ini juga dapat menjadi pengajaran kepada kita semua agar sentiasa berusaha untuk lebih menjaga/mengawasi anak-anak,dsb, berwaspada serta bertawakal kepada Allah. Dia yang maha melindungi... Wallahu'alam.

Monday, August 16, 2010

Tiket Ekspres


Bulan lepas, Ketika ke Bandung, Indonesia, bersama GM PTS, saya menaiki penerbangan Air Asia dengan tiket Expres Boarding Special. Tiket ini harganya lebih RM25.00 daripada tiket biasa.

Kelebihan tiket ini, saya dapat duduk di barisan hadapan yang memberikan sedikit ruang kaki yang selesa untuk penumpang berbadan besar seperti saya (walau pun tidak sampai sekaki luas daripada tempat duduk bisa)

Kelebihan yang ke dua juga amat berguna. Di saat penumpang semua berebut-rebut beratur di ruang berlepas, pemegang tiket ini akan dipanggil menaiki pesawat terlebih dahulu tanpa perlu beratur (ketika di Bandung, penumpang di panggil dengan nama mereka!).

Apabila nama saya dan En Fauzul dipanggil, saya melihat mata-mata penumpang lain seakan cemburu apabila melihat kami melangkah menaiki pesawat tanpa perlu beratur. Malah perjalanan kami keluar dari balai berlepas dan menaiki pesawat diiringi oleh pramugari.

Itu sahaja.

Memang menyeronokan mendapat layanan yang sedikit istimewa, namun juah di sudut hati saya berasa insaf.

Di dunia ini, saya dapat tempat istimewa seperti menaiki pesawat tanpa beratur, diiringi pramugari dan diberi keselesaan dengan hanya membayar sedikit wang tambahan. Namun adakah di akhirat nanti, saya boleh membeli keistimewaan sedemikian?

Alangkah nikmatnya, jika di Padan Mahsyar, dalam lautan manusia yang berasak berhimpun di bawah panas terik membara, nama saya dipanggil masuk terlebih dahulu melalui pintu-pintu VIP. Seperti mana pintu Al-Rayyan memanggil-manggil mereka yang berpuasa agar terlebih dahulu masuk melaluinya. Malah mereka disambut dan diiringi oleh bidadari syurga.

Lamunan saya tersentak apabila mengingatkan kata-kata Sayyid Maulana al-Maududi, “Sesungguhnya manusia ini menyangka mereka amat mudah untuk masuk ke syurga”...

Benarlah, sesungguhnya, apabila melihat kepada amalan yang dilakukan didunia ini seolah-olah diri ini berasakan mudahnya untuk masuk ke syurga. Amalan yang dilakukan tidak menggambarkan betapa bersungguhnya diri ini hendak menempah tiket ke syurga Allah. Tiket yang hanyak boleh dibayar dengan iman dan ihsan.

Masa didunia ini adalah masa membina iman untuk menempah tiket VIP di akhirat nanti.

Saya mahu jadi pemengang tiket istimewa, dengan layanan yang istimewa.

Sekiranya Air Asia sekarang sedang rancak menawarkan jualan istimewa tiket percutian, maka Air Akhirat juga pada bulan Ramadan yang mulia ini sedang mengadakan Jumbo Salesnya untuk penerbangan istimewa di sana nanti..

“Ya Allah, terimalah amalan ibadah ku sepanjang Ramadan ini dan kurniakanlah aku keberkatan malam seribu bulan... aminn”

Wallahu'alam.

Friday, August 13, 2010

Khutbah Nabi saw mengenai Ramadhan

Wahai manusia! Sungguh telah datang kepada kalian bulan ALLAH dengan membawa berkat, rahmat dan keampunan.

Inilah bulan yang paling afdhal di sisi ALLAH. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling afdhal. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling afdhal. Detik-detiknya adalah detik-detik yang paling afdhal.

Inilah bulan di mana kamu semua diundang menjadi tetamu ALLAH. Inilah bulan di mana kamu semua dimuliakan olehNYA. Di bulan ini nafas-nafasmu dihitung sebagai tasbih. Tidurmu dihitung sebagai ibadah. Amal-amalmu diterima. Doa-doamu dimakbulkan.

Bermohonlah kepada TUHANmu dengan niat tulus dan hati yang suci agar DIA membimbingmu ketika menjalani puasa dan membaca KitabNYA yang mulia.

Celakalah orang yang tidak mendapat keampunan ALLAH di bulan yang agung ini. Kenanglah kelaparan dan kehausan di hari kiamat ketika kamu rasa lapar dan dahaga ketika berpuasa di bulan ini. Bersedekahlah kepada faqir dan miskin. Muliakan orang yang lebih tua dari kamu. Sayangi yang lebih muda dari kamu. Sambungkanlah tali persaudaraan sesama ummah.

Jaga lidahmu. Tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal dipandang. Tahanlah telingamu dari apa yang tidak halal didengar.

Kasihilah anak-anak yatim, nescaya anak-anak yatimmu dikasihi manusia setelah kematianmu.
Bertaubatlah kepada ALLAH dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu-waktu solatmu. Itulah saat yang paling utama kerana ketika itulah ALLAH AZZA WA JALLA memandang hamba-hambaNYA dengan penuh kasih sayang. DIA mendengar kita ketika kita berbisik-bisik (munajat) kepadaNYA. DIA datang kepada kita ketika kita memanggilNYA. DIA mengabulkan doa-doa kita ketika kita berdoa kepadaNYA.

Wahai manusia! Sesungguhnya dirimu tergadai kerana perbuatanmu. Bebaskan dirimu dengan banyak-banyak memohhon ampun (beristighfar) kepadaNYA. Bahumu berat menanggung beban dosa-dosamu. Dengan itu, ringankanlah bebanmu dengan bersujud lama-lama.

Ketahuilah! Sesungguhnya ALLAH SWT bersumpah dengan kemuliaanNYA bahawa DIA tidak akan menyiksa orang-orang yang mendirikan solat dan orang-orang yang bersujud. DIA juga bersumpah bahawa DIA tidak akan menghumban mereka ke dalam api neraka pada hari manusia dibangkitkan menuju TUHAN sekalian alam.

Wahai manusia! Barangsiapa di antara kamu memberi buka (ifthar) kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi ALLAH nilainya sama dengan membebaskan seorang hamba. Dia juga diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu.

Sahabat-sahabat ra bertanya : “Ya RasulALLAH! Tidak semua kami mampu berbuat demikian”. RasulULLAH saw menjawab : “Jagalah dirimu dari api neraka walaupun dengan setengah belahan buah kurma. Jagalah diri kamu dari api neraka walaupun dengan seteguk air. Sesungguhnya ALLAH SWT tetap memberi pahala kepada orang yang beramal walaupun sedikit amalnya, jika ia benar-benar tidak mampu melakukan lebih dari itu.”

Wahai manusia! Siapa yang memperindah akhlaknya di bulan ini, ia akan berjaya melintasi Sirat pada Hari Qiamat ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan beban pekerjaan pembantu dan pegawainya di bulan ini, ALLAH akan meringankan beban hisabNYA di Hari Qiamat.

Barang siapa menahan keburukannya di bulan ini, ALLAH akan menahan murkaNYA pada hari ia berjumpa denganNYA. Barangsiapa yang memuliakan anak yatim di bulan ini, ALLAH akan memuliakannya pada hari ia berjumpa denganNYA.

Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini ALLAH akan menghubungkan dia dengan kasih sayangNYA pada hari ia berjumpa denganNYA.

Barangsiapa yang memutuskan silaturrahim di bulan ini, ALLAH akan memutuskan ia dengan kasih sayangNYA pada hari ia berjumpa denganNYA.

Barangsiapa melakukan solat sunat di bulan ini, ALLAH akan mencatat baginya kebebasan dari api neraka.

Barangsiapa melakukan solat fardhu, baginya ganjaran 70 kali solat fardhu di bulan yang lain.

Barangsiapa memperbanyak selawat kepadaku di bulan ini, ALLAH akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.

Barangsiapa membaca satu ayat Al Quran di bulan ini, ganjarannya seperti mengkhatam al Quran pada bulan lainnya.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu syurga dibukakan bagimu di bulan Ramadhan ini. Maka mohonlah kepada TUHANmu agar pintu-pintu syurgaNYA tidak akan tertutup bagimu sampai bila-bila.

Sesungguhnya pintu-pintu neraka tertutup bagimu di bulan Ramadhan ini. Maka mohonlah kepada TUHANmu agar pintu-pintu lubang neraka akan terus tertutup bagimu sampai bila-bila.

Sesungguhnya syaitan-syaitan terbelenggu di bulan Ramadhan ini. Maka mohonlahlah kepada TUHANmu agar syaitan-syaitan tidak akan lagi menguasaimu sampai bila-bila.

Amirul mukminin ‘Ali bin Abi Thalib kw berkata : “Aku berdiri dan berkata : “Ya RasulALLAH! Apakah amal yang paling utama di bulan ini?” Jawab Nabi saw : “Ya Abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan ALLAH SWT.”

Courtesy Encik Kamarudin Bin Mohamed (SRP1981)

Tuesday, July 27, 2010

Mengajar anak bersolat


Kawan-kawan bercerita tentang anak sembahyang (solat).
"Anak saya rajin bersolat. Usia baru 4 tahun. Apabila masuk sahaja waktu, dia terus mengambil sejadah."

"Anak saya jarang sekali meninggalkan solat sejak umurnya 6 tahun"

"Apabila anak saya sudah masuk darjah satu baru saya hendak menyuruh dia bersolat"

"Anak saya ini, liat sangat hendak bersolat. Kalau baru 7-8 tahun susah hendak bersolat, sudah besar nanti macam manalah."

"Saya susah hendak suruh anak saya solat."

"Macamana saya hendak suruh anak saya rajin solat berjamaah?"

Ini adalah antara cabaran yang dihadapi oleh ibu bapa dalam mengajar anak bersolat. Ada yang sudah bersolat dan rajin berjamaah dan begitulah sebaliknya.

Pengalaman saya mendidik anak solat adalah berpandukan dua hadis nabi ini:
"Sesungguhnya Rasulullah s.a.w pernah solat sambil menggendong (cucunya) Umamah binti Zainab binti Rasulullah s.a.w iaitu anak Abi al-‘As bin Rabi'. Ketika Rasulullah berdiri, beliau mengendong anaknya dan ketika beliau sujud, diturunkannya.” (direkodkan oleh Imam Muslim)

"Kami keluar bersama Rasulullah s.a.w. untuk bersolat ‘Isya, baginda membawa bersama cucunya Hasan atau Husain ketika solat. Nabi s.a.w. memanjangkan/melamakan sujudnya kerana cucunya naik/duduk di atas belakang beliau semasa sujud." (direkodkan oleh an-Nasai)
Ini tip mengajar anak sembahyang yang dilakukan oleh Rasulullah. Rasulullah membawa anak-anak kecil solat bersama, walaupun mereka belum faham dan hanya pandai merangkak. Amalan ini secara tidak langsung menjadikan mereka biasa dengan suasana bersolat.

Anak-anak belajar dengan menjadikan ibu bapa sebagai model utama mereka. Ibu bapa yang mengamalkan solat berjamaah dan bawa anak kecil bersama akan lebih memberi kesan kepada anak daripada hanya menyuruh mereka.

Ini termasuk membawa mereka bersama ke masjid, supaya mereka biasa solat berjamaah di masjid dan rapat dengan masjid sejak dari kecil. Cuma dalam keadaan ini ada beberapa perkara yang perlu diambil kira seperti kebersihan pakaian mereka (suci dari najis) dan sebagainya.

Ibu bapa boleh mengamalkan doa yang Allah ajar dalam al-Quran, surah Ibrahim ayat 40:
رَبِّ اجْعَلْنِى مُقِيمَ الصَّلوةِ وَمِن ذُرِّيَتِى
(Wahai Tuhanku! Jadikanlah saya orang yang mendirikan sembahyang dan demikianlah juga anak-anak serta keturunan saya.)
Kata 'pepatah, meluntur buluh biar dari kecil'.

Wallahu'alam.

Monday, July 26, 2010

Projek Terjemahan Quran Khusus untuk Saudara Baru

Pautan daripada UNIKA

PTS Darul Furqan Memulakan Projek Terjemahan Quran Khusus untuk Saudara Baru

Tuan Faris Hasbullah, pengurus PTS Darul Furqan Sdn. Bhd. memberitahu bahawa anak syarikat itu sekarang sedang menjalankan projek menterjemah Quran yang ditujukan khusus untuk bacaan golongan saudara-saudara baru.

Menurut beliau, meskipun pasarannya kecil, PTS tetap akan menerbitkannya disebabkan Quran seperti itu sangat diperlukan bagi membantu para saudara baru memahami apa yang tertulis dalam kitab itu.

Salah satu ciri saudara baru adalah penguasaan Bahasa Melayu mereka yang tidak setinggi penutur asli bahasa itu. Saudara baru itu mungkin orang Cina, India, Kadazan, Iban ataupun Orang Asli, oleh hal yang demikian mereka memerlukan terjemahan yang betul-betul mudah difahami.

Justeru terjemahan Quran yang kini sedang diusahakan oleh PTS akan menggunakan perkataan dan frasa-frasa yang belum pernah digunakan dalam edisi-edisi terjemahan yang sedia ada dalam pasaran.

Contoh terjemahan untuk saudara baru:

LEMBU BETINA

01 Alif Lam Mim

02 Dalam buku Al-Qur'an itu tiada terdapat sebarang keraguan di dalamnya, lalu ia menjadi panduan bagi orang yang takut kepada Allah,

03 Iaitu orang yang percaya wujudnya alam yang tidak dapat dilihat oleh mata, yang melakukan sembahyang, dan yang menyalurkan sebahagian harta yang Kami berikan bagi tujuan kebaikan,

04 Dan mereka adalah orang yang mempercayai apa yang Kami sampaikan kepadamu. Begitu juga dengan apa yang diturunkan sebelummu. Dan mereka yakin dengan kedatangan hari akhirat.

05 Justeru, merekalah orang yang menerima panduan daripada Tuhan mereka, dan pastilah mereka menjadi orang yang berjaya.

06 Orang kafir itu betul-betul serupa sahaja, sama ada kamu berikan kepada mereka peringatan ataupun tidak, mereka tetap tidak percaya.

Tuesday, July 20, 2010

Lelaki dan perempuan

Kata Prof Dr John Gray, penulis dan pakar komunikasi intim yang terkenal:

Man & woman is different.

It is important to remember that men and women have reciprocally different natures. Men and women need to appreciate these differences, and cease expecting each other to act and feel the way they do.

  1. Men love to have their abilities recognised and appreciated, and hate to have them scorned or ignored; women love to have their feelings recognised and appreciated, and hate to have them scorned or ignored.

  2. Men don't rate feelings highly as in their view they can result in hotly impassioned, wildly unstable behaviour; women don't rate abilities highly as in their view they can result in coldly dispassionate, aggressively competitive behaviour.

  3. Men like to work on their own, and exercise their abilities by solving problems quickly and singlehandedly; women like to co-operate, and exercise their feelings through interactive communication with one another.

  4. Men value solutions, and view unsolicited assistance as undermining their effort to solve problems alone; women value assistance, and view unsolicited solutions as undermining their effort to proceed interactively.

  5. Men desire that their solutions will be appreciated; women desire that their assistance will be appreciated.

  6. When faced with tough problems, men become non-communicative so they can work out how best to help themselves, while women become communicative so that others can work out how best to help them.

  7. Men like to demonstrate their abilities by being allowed to solve problems without interference; women like to demonstrate their feelings by being allowed to relate problems without interference.

  8. When men do communicate, they like to get to the point, and generally only want to listen if they feel the conversation has a point; women enjoy talking for its own sake, and are happy to listen unconditionally.

  9. A man's instinct is to look after himself, even if it means sacrificing others; a woman's instinct is to look after others, even if it means sacrificing herself.

  10. Men talk in very literal terms for the purpose of relaying information; women employ artistic licence and dramatic vocabulary to fully express and relate their feelings.

  11. Men like to sort their thoughts out before communicating them, and have the tendency to become distant and non-communicative as they ponder their concerns. Women like to sort their thoughts out in the process of communicating them, and have the tendency to pour forth a litany (long tedious speech) of general grievances as they relate their concerns.

  12. When a man is troubled, he does not want his partner to express concern for him, but loves to be told that the problem is easily within his abilities to rectify. When a woman is troubled, she loves her partner to express concern for her, but does not want to be told that the problem is a simple one to solve.

  13. Men feel validated and gratified when they are left to sort things out by themselves, and feel undermined by being offered sympathy or unsolicited assistance. Women feel validated and gratified by being offered sympathy or unsolicited assistance, and feel undermined when they are left to sort things out by themselves.

  14. Men periodically bolt for cover when they suddenly fear that their self-sufficiency is becoming threatened.

  15. Women periodically sink into a depression when they feel it is time for emotional cleansing and resolution.

  16. Men demand the right to be free from time to time; women demand the right to be heard from time to time. When a man feels free he finds it easier to support a woman’s need to be heard; when a woman feels heard she finds it easier to support a man’s need to be free.

  17. When men make mistakes they become frustrated and angry, and are best left alone until they calm down.

  18. Men consider apologies to be admissions of guilt; women view apologies as expressions of compassion. This difference of perception is why men are generally much less willing to apologise than women.

  19. When engaged in an argument, men use strong and aggressive words to ensure that they win the argument, and women are frequently forced to back down in the face of a totally determined and implacable opponent. Men then feel that they have won the argument, but it is a hollow victory as their partners have not changed their views, but merely buried them in order to avoid an ever-escalating conflict.

  20. Men feel loved if their efforts at giving are appreciated; women feel loved according to what they receive.

  21. For women, loving someone means knowing and attending to their needs without waiting to be asked, and so a loved person should never have to ask for anything as their needs ought to be anticipated ahead of time.

  22. So women give unconditionally, and proactively seek ways to help others, whereas men only give when they feel that their efforts will be fairly appreciated and rewarded, and often will not know how or what to give without being specifically asked.

  23. Men often quickly suspend giving when feeling pleased about having done something; women may only suspend giving when feeling displeased with their partners for doing nothing.

  24. Men value results; for women it’s the thought that counts. Consequently, men value big things much more than do women, who feel more appreciated by receiving lots of little gifts instead. A woman may consider a bunch of flowers to be just as good a proof of love as an entire month of hard work towards paying the bills.

  25. To ease the pain and win love, men often obsessively seek success, and women obsessively seek perfection.

  26. Men may use anger, ego, or oblivion (such as burying themselves in their work) to avoid vulnerable feelings of pain or fear; women may lapse into depression or confusion to avoid having aggressive feelings of anger.

  27. Men love to do things which are appreciated, and hate to do things which are demanded. Criticising him or giving excessive instructions will make him feel more like a slave than a loved and trusted partner.

  28. Men love to prove their worth through the things they do, but they generally wait to be asked, and take a long time to learn to offer their services unsolicited. Women should therefore control their expectations of men being able to anticipate their needs, ask for help without making it sound like a demand because they resent the need to do so, and appreciate the help they receive even though it needed to be requested first.


Ini teori dan kajian barat. Islam bagaimana? Kita rujuk al-Quran dan Sunnah.

Wallahu'alam

Sumber: http://www.wikisummaries.org/Men_Are_From_Mars,_Women_Are_From_Venus

Monday, July 12, 2010

Kebanjiran anak luar nikah

Ketika berhenti makan tengahari dalam perjalanan ke Kampung Gayau, Suminjan, saya terbaca berita ini dalam Utusan Malaysia (2 Julai 2010):

257,000 sijil kelahiran tanpa bapa

IPOH 1 Julai – Raja Muda Perak, Raja Dr. Nazrin Shah bertitah, negara sedang berdepan krisis moral yang membimbangkan apabila perangkaan menunjukkan 257,000 sijil kelahiran yang dikeluarkan dari tahun 2000 hingga Julai 2008 tidak mencatatkan nama bapa.

Titah baginda, berdasarkan perangkaan Jabatan Pendaftaran Negara (JPN) itu, ini bermakna 2,500 anak luar nikah direkodkan setiap bulan atau purata 84 kes setiap hari.

Tambahnya, perangkaan dari 1999 hingga 2003 mencatatkan 70,430 anak luar nikah didaftarkan iaitu 30,978 beragama Islam, Hindu (18,085), Buddha (17,236) dan Kristian (3,395).

Baginda bertitah, anak luar nikah berketurunan Melayu meningkat daripada 16,100 pada tahun 2007 kepada 16,541 dalam tahun 2008 dan 17,303 pada 2009.

“Nyatalah masalah anak luar nikah makin meningkat. Lebih mendukacitakan, perlakuan meninggalkan bayi baru lahir termasuk di tepi-tepi jalan dan di dalam tong sampah semakin menjadi-jadi.

“Perangkaan Jabatan Kebajikan Masyarakat mencatatkan sejak tahun 2004, sebanyak 506 kes membuang bayi dengan jumlah terbesar sebanyak 102 kes pada tahun 2008,” titah baginda.

Baginda bertitah pada Persidangan Ke-172 Majlis Agama Islam dan Adat Melayu Perak (MAIAMP) di Kompleks Islam Darul Ridzuan di sini.

(Di salin daripada Utusan Online)

Berita di atas mengingatkan saya kepada kata-kata almarhum ustaz Dato' Fadhil Noor, mantan presiden PAS dalam satu sesi di Parlimen lewat tahun 90an. Beliau bersyarah panjang tentang bahayanya kebanjiran anak luar nikah ini, mendesak pihak kerajaan membendung kebajiran anak luar nikah

Kata beliau, anak luar nikah ini (khususnya yang beragama Islam) akan membesar sebagai kanak-kanak yang pendendam. Masyarakan umumnya memandang serong kepada anak luar nikah. Ini menyebabkan mereka akan menyimpan perasaan marah dan berdendam kepada ayah dan ibu kandung mereka yang melahirkan mereka.

Apabila besar, mereka berpontensi terlibat dalam aktiviti jenayah. Lebih parah, kesetiaan mereka kepada negara boleh dipertikaikan. Mereka mampu memberi ancaman dan menggugat keselamatan negara. Situasi ini akan menyebabkan ketidakamanan dan kestabilan dalam negara.

Justeru kerajaan perlu mengambil tindakan mencegah situasi ini supaya tidak menjadi lebih parah dan berleluasa... Kerajaan perlu mengambil inisiatif memelihara institusi kekeluargaan dan kemasyarakatan agar tidak bertambah bobrok.

Malangnya, ahli parlimen kerajaan pada masa tersebut tidak menunjukan kebimbangan terhadap situasi tersebut, malah memperlecehkan kata-kata beliau.

Wallahu'alam.

Thursday, July 8, 2010

Terjemahan Yasin bahasa Iban di rumah panjang

Baru-baru ini saya berpeluang mengikuti program dakwah pelajar UIA di Sarawak, di rumah panjang Iban.

Ibarat orang mengantuk disorongkan bantal, jemputan yang diterima ini memang kena pada masanya.

Saya fikir, inilah peluang untuk saya membuat 'ujikaji' terhadap projek terjemahan Iban saya disamping membina jaringan dengan pendakwah Sarawak, khususnya yang berbangsa Iban. Mungkin saya boleh melihat apa lagi keperluan pendakwah di Sarawak ini yang dapat saya bantu melalui PTS Darul Furqan Sdn Bhd yang baru berusia sebulan ini.

Program yang dikendalikan oleh Tim Khidmat Masyarakat UIAM atau CENSERVE TEAM, di bawah unit MISI ini diketuai oleh 'Head, Center for University Social Responsibility, IIUM' iaitu Puan Martinelli Hashim yang telah lebih 20 tahun menabur budi membangunkan kerja-kerja kemasyarakatan UIA di serata pelusuk tanah air. Turut serta dalam misi ini adalah 'Yang Mulia' Ustaz Zainudin Ibrahim, imam masjid UIAM.

Pelajar UIA ini mendapat kerjasama dan dibantu oleh tim pendakwah USK (Urusetia Saudara Kita) Baitumal, Sarawak. Grup NGO Baitulmal yang amat komited dan berdedikasi menjalankan kerja-kerja dakwah Islamiah di Sarawak. Jumlah mereka kecil, tetapi amat berbisa!

Program dakwah pendalaman ini bertempat di beberapa buah kampung di sekitar daerah Suminjan dan mengambil masa selama lebih kurang 10 hari. Sekitar 20 orang lebih pelajar dari pelbagai bidang yang terlibat.

Perjalanan kami bermula daripada Pusat Penerangan Islam Kuching ke Suminjan selama lebih tiga jam menaiki pacuan empat roda (termasuk satu jam lebih melalui 'offroad').

Di kawasan pendalaman, kami melalui jalan berbukit, berlubang dan jambantan yang rosak serta menunggu masa untuk roboh. Di bawahnya aliran sungai yang kecil, dalam dan agak deras. Saya tidak lihat kelibat 'Pak Ya' di situ, tetapi bak kata orang.. air yang tenang jangan disangka selamat!

Aktiviti pertama sebaik sahaja tiba di rumah panjang Kampung Gayau, adalah solat Jumaat. Ini adalah pengalaman solat Jumaat yang paling menarik. Kerana kami bersolat bersama dengan jemaah saudara baru Iban yang amat-amat jarang berpeluang untuk bersolat jumaat.

Bukan kerana tidak ada kemudahan, malah surau yang dibina oleh PERKIM cukup selesa untuk menampung jemaah untuk solat jumaat secara sederhana. Namun sebenarnya, jumlah penganut Islam amat kecil, iaitu sekitar 10 keluarga dengan tidak sampai 10 orang lelaki dewasa.

Solat Jumaat kami mungkin tidak sah sekiranya mengikut aliran Shafie, tetapi kata Ustaz Zainuddin dan Ustaz Sobri (exKAGAT yang menjadi pendakwah USK sepenuh masa): "Kita bertalfiq bagi tujuan mengajar dan memberi peluang bersolat Jumaat dengan saudara baru di kampung ini".

Di kampung itu dan kampung-kampung lain yang diziarahi, rombongan kami turut menunaikan solat secara genap (tamam) bukan jama' atau qasar. Tujuannya, mengajak saudara baru untuk turut solat dan supaya mereka tidak keliru atau salah faham.

Sepanjang satu hari lebih berada di Kg Gayau, saya tidak terlibat secara sepenuhnya dengan aktiviti pelajar UIA, kecuali solat, makan dan mandi sungai...!

Masa saya banyak dihabiskan dengang berbicara, berbincang, berdialog (atau bahasa mudahnya, bersembang) dengan penduduk kampung.

Saya turut menunjukkan contoh terjemahan Yasin Iban yang sedang diusahakan. Saya minta mereka baca dan komen. Alhamdulillah kata mereka, ia mudah dibaca dan difahami.

Menurut Puan Rashidah Abdullah, pendakwah USK berbangsa Iban yang sudah lebih 10 tahun memeluk Islam, terjemahan Yasin PTS itu menggunakan bahasa Iban moden. Mudah difahami dan senang dibaca.

Mereka meminta sekiranya ada bahan-bahan bacaan agama yang lain yang sesuai dan mudah agar turut diterjemahkan dalam bahasa Iban.

Insya'Allah, projek seterus saya selepas menyiapkan terjemahan lengkap al-Quran dalam bahasa Iban adalah menerbitkan buku-buku agama yang mudah-mudah dalam bahasa Iban. Bukan sahaja untuk bacaan saudara baru, tetapi ia boleh digunakan oleh sesiapa sahaja yang terlibat dengan kerja-kerja outreach dengan bangsa Iban.

Banyak pengalaman dan ilmu yang saya perolehi di Kg Gayau. Banyak yang saya belajar daripada Kak Nelli, ustaz Zainuddin (yang amat gemar memanggil orang dengan gelaran 'Yang Mulia'), Pendakwah USK (Ustazah Nurul Abdullah - x-rahib Bidayuh, Ustaz Sobri, Ustazah Rashidah) pelajar-pelajar UIA dan juga orang kampung. Semoga Allah memberi sebesar-besar ganjaran kepada kalian semua.

Tiga hari yang singkat tetapi terlalu banyak pengalaman yang kalau boleh hendak dikongsikan. Pengalaman pertama saya bermalam di rumah panjang, menguji projek saya secara terus kepada kumpulan sasar, aktiviti mandi sungai yang muaranya ada buaya dan sebagainya.

Itu tidak termasuk pengalaman pulang yang amat mencemaskan; pacuan empat roda kami menyeberangi sungai rosak yang ditenggelami air sungai hampir satu meter. Selepas sejam menunggu ditebing, air tidak surut, maka pemandu mengambil keputusan menyeberanginya..!!!.

Alhamdulillah setinggi-tinggi syukur saya kepada Allah, atas rahmatnya, doa kawan-kawan dan keluarga (saya sempat sms kepada beberapa orang agar mendoakan keselamatan kami ketika itu). Kami selamat dan saya mampu menulis blog ini pada hari ini walaupun ketika sedang kami masih berusaha menyeberangi jambatan, kereta dihadapan hampir tergelincir dalam sungai!

Setelah sekian lama meninggalkan UIA, inilah kali pertama saya menyertai program dakwah jauh di seberang laut dan pendalaman. Tempoh yang singkat ini amat bermanfaat untuk diri saya dan projek di PTS.

Pengalaman yang mengujakan dan menginsafkan, malah ia sudah cukup untuk menyentak saya dari 'lena yang panjang' .. sejak bergelar graduan UIAM...

Pengalaman, ilmu dan jaringan yang dibina ini menjadi pemangkin kepada saya untuk terus mengembangkan projek dakwah PTS Darul Furqan ini ke dalam bahasa-bahasa etnik lain di Malaysia dan mungkin juga di Kampuchea, Filipina dan sebagainya, insya'Allah.

Terima kasih kepada semua Tim Censerve (anda memang hebat!), kak Nelli (..bila embun menitis, kita tidak mengharapkan gerimis!), big boss PTS - En Arief Hakim, MD PTS Group (yang memberi izin dan menaja perjalanan saya), puan Ainon yang mengilhamkan dan mencetuskan projek ini.

Semoga Allah merahmati dan memudahkan usaha kecil tim PTS Darul Furqan ini. Wallahu'alam.

P/s: Teman-teman boleh melihat banyak lagi gambar photo di facebook saya.

(gambar disebelah ini dari kiri, Ustaz Sobri, Abu Marwan, Tuai Rumah (ketua rumah panjang) yang paling muda... Tuan Abdul Aziz Abdullah, pelajar UIA, Ustaz Zainuddin, Man - Baitulmal. Dibelakang adalah pelajar-pelajar UIA.. mohon maaf juta-juta, memori saya agak lemah untuk mengingati nama kalian..)

Tuesday, July 6, 2010

Palestin World Cup 2010

Sambil, sambil menonton piala dunia, mari kita dengar lagi rasmi FIFA2010 (FIFA 2010 National Anthem) yang digubah oleh Knaan dari Somalia. Ini adalah klip video yang di-Palestin-kan. Di bawah adalah senikata lagu ini. Menarik..



FIFA WORLD CUP 2010 ANTHEM

when i get older i will be
stronger they'll call me freedom
just like a wavin' flag

Chorus:
when I get older
I will be stronger
they'll call me freedom
just like a wavin' flag
and then it goes back (3x)


born to a throne
stronger than Rome
but violent prone
poor people zone
but its my home
all I have known
where I got grown
streets we would roam

out of the darkness
I came the farthest
among the hardest survive
learn from these streets
it can be bleak
accept no defeat
surrender retreat
(so we struggling)
fighting to eat
(and we wondering)
when we will be free
so we patiently wait
for that faithful day
its not far away
but for now we say

CHORUS
so many wars
settling scores
bring us promises
leaving us poor
I heard them say
love is the way
love is the answer
that's what they say

but look how they treat us
make us believers
we fight there battles
then they deceive us
try to control us
they couldn't hold us

cause we just move forward
like buffalo soldiers
(but we strugglin')
fighting to eat
(and we wonderin')
when we will be free
so we patiently wait
for that faithfully day
its not far away
but for now we say

when I get older I will be stronger
they'll call me freedom
just like a waving flag
and then it goes back (3x)

and then it goes
when I get older
I will be stronger
they'll call me freedom
just like a wavin' flag
and then it goes back (3x)


and everybody will be singing it
and you and I will be singing it
and we all will be singing it

Monday, June 28, 2010

Terjemahan Quran dalam Bahasa Iban & Kadazan


Pada masa ini saya sedang menguruskan projek terjemahan Quran dalam bahasa Iban dan Kadazan. Projek ini dikendalikan di bawah anak syarikat Kumpulan PTS yang baru ditubuhkan iaitu PTS Darul Furqan Sdn Bhd.

Sasaran projek ini adalah menerbitkan dan mengedarkan secara percuma naskhah al-Quran dalam kedua-dua bahasa ini kepada saudara Muslim Iban dan Kadazan. Ini bertujuan membantu mereka memahami dan menghayati kandungan Quran dengan lebih mudah dan pantas dalam bahasa pertuturan harian mereka.

Projek ini dijangka akan siap secara beringkat dan akan diedarkan dalam tahun 2011, insya'Allah.

Justeru, sekiranya ada mana-mana saudara Muslim yang boleh bertutur dan menulis dalam bahasa Iban dan Kadazan dengan baik dan berminat untuk menyertai projek ini bolehlah mengemel kepada saya di faris@pts.com.my.

Wallahu'alam.

p/s: Mohon kepada sesiapa yang membaca entri ini untuk menyebarkannya kepada rakan-rakan yang lain.

Thursday, June 24, 2010

ZINA YANG BERLELUASA

Entri ini saya petik daripada coretan Kak Nelli.

Masih sukar menghilangkan bayangan anak2 Palestine yang setiap saat berdepan dengan kekejaman. Anak kecil di Malaysia pula berdepan dengan kekejaman ibu yang membuang anak sendiri ke dalam tong sampah selepas berzina.

Ketenangan petang ini tergugat dengan bahan2 berita yang meruntun perasaan. Data dan statistik yang mengerikan. Apa perasaan anda membaca fakta berikut:

Dalam satu kajian yang dilakukan kepada remaja Melayu bandar dan luar bandar tahun 2009, didapati 300 dari 400 belia berumur antara 13-25 tahun mengatakan pernah melakukan hubungan seks. Ada yang melakukannya seawal sekolah rendah. Amat mengejutkan bahawa 85% dari mereka yang melakukannya bukan saja tidak merasa kesal, malu atau takut berdosa tetapi mengatakan ianya sebagai pengalaman yang sangat menyeronokkan.

Faktor utama yang menyebabkan keadaan ini bukanlah faktor keluarga bermasalah tetapi adalah disebabkan tarikan kawan2.

Anda tentu merasa ngeri sebagaimana yang saya rasakan kerana kita punya anak, adik, cucu dan mereka akan punya kawan2 yang menjadi penentu utama kepada jenis peribadi mereka, samada sebagai manusia baik akhlaknya atau sebagai penzina.

Kita menjaga rumahtangga, kita menghantar mereka ke sekolah agama…..seolahnya2 segalanya sudah kita lakukan. Tetapi mereka ditarik oleh rakan mereka yang diluar kemampuan kita mengawalnya.

Tidak pernah kita terbayang bahawa hari ini kita berada di negara kita, di mana 3 dari setiap remaja pernah berzina, dan tidak merasa berdosa dengan perbuatan mereka. Ini bermakna...

i. Anak kita hanya mempunyai 25% saja kawan2 yang masih suci.

ii. Anak kita mempunyai peluang hanya 25% untuk mendapat pasangan hidup bukan penzina.

iii. Majoriti anak yang bakal dilahirkan beberapa tahun dari sekarang adalah anak2 yang mempunyai ibubapa yang pernah berzina.

iv. Anak penzina akan melahirkan zuriat penzina yang lebih tegar.

v. Amalan zina akan diterima oleh masyarakat dan orang kan merasa pelik dengan orang yang tidak pernah berzina.

vi. Pengaruh ibubapa dalam membentuk peribadi anak hanya sekelumit kecil.

vii. Ibubapa akan menjadi hamba kepada anak2 dan anak adalah tuan mereka.
Masa itu adakah ruang lagi untuk kita meneruskan kehidupan beragama di bumi tercinta ini????

Friday, May 21, 2010

Sempit

"Dia memberikanmu kelapangan, agar kamu tidak sentiasa berada dalam kesempitan. Dan, dia juga memberikanmu kesempitan agar kamu tidak sentiasa berada dalam kelapangan. Kemudian dia mengeluarkanmu daripada keduanya agar kamu sentiasa bergantung kepadanya" Ibn Athailah, daripada Kitab al-Hikam

Thursday, May 20, 2010

Temuduga

Pada minggu lepas dan semalam, saya terlibat sebagai panel temuduga untuk calon editor pengurusan PTS Islamika. Lebih 15 orang calon yang disaring telah hadir.

Sejak mengetuai unit Islamika ini, saya sudah menemuduga lebih 50 orang calon editor. Kebanyakannya adalah graduan yang baru tamat pengajian (fresh graduate).

Pelbagai pengalaman menarik yang saya timba. Macam-macam ragam dan karenah calon yang saya hadapi.

Sukarnya membuat keputusan apabila ramai calon yang berkualiti. Panel tim pemilih terpaksa buat saringan berkali-kali untuk memilih yang benar-benar sesuai.

Alhamdulillah, daripada calon-calon yang hadir, beberapa orang telah terpilih menyertai tim Islamika, dan kebanyakan daripada mereka masih kekal dan setia.

Kendatipun begitu, ramai juga calon yang datang, awal-awal lagi kami sudah buat keputusan untuk menolak.

Antara sebabnya adalah:
- Tidak membuat persediaan rapi, seperti maklumat tentang PTS dan sebagainya
- Tidak boleh menjawab soalan yang ditanya dengan matang, bersikap defensif, mudah melenting.
- Tidak menunjukkan kesungguhan untuk bekerja di PTS, datang temuduga sekadar ingin menimba pengalaman bertemuduga
dan banyak lagi.

Yang menariknya, majoriti yang datang adalah pelajar yang cemerlang dalam akademiknya. Hatta yang ada ijazah sarjana (Master) juga ada walaupun untuk jawatan junior editor. Calon yang gagal juga kebanyakannya adalah yang cemerlang akademiknya!

Kadang-kadang saya tertanya dalam hati, apakah yang mereka (calon yang cemerlang akademik) belajar? Adakah mereka hanya menghafal apa yang dibaca, atau mereka hanya menghadkan pembacaan kepada bidang mereka sahaja.

Tidak dapat dinafikan, ramai calon yang datang tidak mempunyai minat membaca yang luas. Ramai yang hanya membaca buku dalam bidang mereka. Ada juga calon yang jarang atau tidak membaca buku sejak lebih 3-4 bulan graduet.

Itu belum lagi ditanya tentang applikasi ilmu mereka dalam masyarakat, tentang isu-isu semasa dan sebagainya. Ramailah yang terdiam tunduk ke lantai.

Sebab itu, apabila ada forum atau seminar tentang ramainya graduan menganggur, saya akan berkata: "Sebenarnya, ramai graduan kita yang tidak pandai/boleh memasarkan diri mereka dalam pasaran!".

Saya berharap, mana-mana graduan yang hendak menghadiri temuduga, datanglah dengan bersedia. Carilah maklumat tentang syarikat anda ingin bekerja. Buat sedikit kerja rumah.

Sediakan perancangan anda, apa yang anda akan buat sekiranya dapat jawatan tersebut.
Bagi panel temuduga, sikap itu adalah lebih penting daripada sijil. Ilmu boleh dipelajari, tetapi sikap amat sukar untuk dibentuk.

Justeru, proses mencari kerja sebenarnya bermula ketika masih graduan lagi. Ulat buku dan 'scorers' belum tentu dapat menjanjikan tempat utama dalam dunia pekerjaan yang semakin sengit saingannya.

Kemahiran bekerja dalam kumpulan, mengurus masa, bertindak dalam keadaan critikal dan sebagainya adalah ilmu yang bukan boleh dipelajari dengan hanya membaca buku sahaja.

Wallahu'alam.

Tuesday, May 11, 2010

Kak Yong dan Buku

“Baba, hari ini kita pergi ke Perpustakaan, boleh?”

Itu adalah soalan lazim Kak Yong, setiap pagi Ahad atau apabila saya bercuti.

Sekiranya ditanya sama ada hendak pergi bermain di taman kanak-kanak di Jaya Jusco atau mandi di kolam kanak-kanak di KLCC atau ke perpustakaan kanak-kanak (Kuala Lumpur), Kak Yong akan memilih perpustakaan yang pertama, dan kedua baru ke tempat lain.

Sekiranya Kak Yong ke sekolah awal, dia akan terus ke perpustakaan bersama Abang Chor. Sekiranya Kak Yong menemani mamanya ke sekolah pada hari Sabtu untuk aktiviti guru, Kak Yong akan duduk di perpustakaan. Jika perpustakaan tutup, dia akan duduk di kantin atau di bilik guru membaca buku.

Bagi Kak Yong, buku tidak boleh dipisahkan daripadanya. Buku menjadi peneman Kak Yong setiap kali dalam perjalan jauh pulang ke kampung. Sekiranya tidak ada ke mana-mana, Kak Yong akan menghabiskan sebahagaian besar masanya di rumah dengan membaca novel kanak-kanak, majalah atau pun melukis dan mewarna.

Novel pertama yang dibaca Kak Yong dalam masa yang singkat adalah buku 'Young Aishah: Pindah Rumah' terbitan PTS Islamika. Sejak itu Kak Yong dan buku tidak boleh dipisahkan. Setiap selepas membuat kerja rumah sekolah, dia akan mencapai mana-mana buku novel yang belum dibacanya.

Semua siri Young Aishah sudah dibacanya. Sementara menunggu episod baru Young Aishah, Kak Yong membaca buku-buku lain. Selain buku-buku PTS, buku siri Ana Muslim terbitan Blue T juga menjadi kegemarannya.

Mulanya dulu, memang sukar hendak mengajak Kak Yong membaca novel-novel PTS. Kak Yong lebih gemar melukis, mewarna dan membaca majalah Ana Muslim keluaran Blue-T. Sebabnya, Kak Yong memang suka dengan ilustrasi wajah ayu kanak-kanak memakai tudung, lukisan ala 'princess' dan warna pink.

Setahun yang lepas, mula-mula melihat kulit Young Aishah yang comel, Kak Yong terus tertarik membacanya dan kemudian menjadi 'ketagih' membaca novel-novel lain. Kulit buku benar-benar menarik pembaca, khususnya pembaca cilik!

Saya tidak menggalakkan Kak Yong membaca novel yang tidak menggunakan Bahasa Malaysia Tinggi. Tujuannya supaya Kak Yong tidak terpengaruh dengan bahasa kontot atau bahasa pasar yang ada dalam sesetengah novel kanak-kanak. Saya mahu Kak Yong belajar dan biasa dengan bahasa yang bermutu selain dapat memperbaiki tatabahasa dan memperkayakan kosa katanya.

Alhamdulillah, pada usia 8 tahun, Kak Yong sudah pandai menulis karangan menggunakan Bahasa Malaysia Tinggi. Dalam percakapan hariannya juga, bahasa Kak Yong lebih teratur dan kosa katanya yang lengkap. Malah Kak Yong sekarang ini gemar mengarang pantun sehinggakan adakalanya guru Bahasa Malaysianya di sekolah tidak percaya pantun dan karangan Kak Yong itu adalah asli.

Yang lebih penting sekarang ini, Kak Yong sentiasa ada aktiviti pada waktu senggang. TV bukan lagi keutamaannya.

Alhamdulillah, juga, sedikit sebanyak, Abang Chor Marwan dan Abang Teh Sameer mula mengikut jejak langkah Kak Yong menjadikan buku sebagai teman walaupun tidaklah seakrab dan 'seketagih' kakak mereka.

Apabila melihat kesan positif pada Kak Yong dan adik-adiknya, saya bertambah bersemangat dan yakin. Insya'Allah, hasil kerja-kerja kami di PTS memandaikan bangsa dengan BMT dan bahan 'Shariah Compliant' akan dituai dalam 10-20 tahun akan datang. Generasi yang bijak pandai, indah bahasa Melayunya dan 'syariah kompliant'... wallahu'alam.

Sunday, April 25, 2010

Jika hendak seribu daya

Suatu masa dulu...

Sekumpulan anggota askar wataniah sedang menjalankan latihan medan di sebuah hutan. Petangnya hujan turun dengan lebat. Berhenti sekitar dalam waktu maghrib.

Seorang pegawai atasan berpangkat kapten memberi arahan kepada pegawai bahawannya: "Leftenan, saya mahu anggota platun awak sediakan unggun api. Malam ini kita buat 'camp fire'."

Pegawai muda itu terpinga-pinga dan memadang rakannya yang lain. Dia bersuara: "Tuan, bukankah tadi hujan lebat. Semua kayu api basah lecun..."

Pegawai atasan itu menarik muka masam. Sambil menjegilkan biji matanya dia memandang tepat ke muka pegawai muda itu. Suaranya juga cukup keras. Sambil bercekak pinggang, dia menjerkah: "Itu saya tidak tahu! Yang saya tahu pukul 2100 kita buat 'camp fire'! Atau awak mahu tidur dalam sungai bersama anggota awak sampai pagi?"

Kata-katanya itu cukup membuatkan semua pegawai muda yang mendengar berasa kecut perut. Beberapa anggota platun yang berada tidak jauh dari mereka juga diam. Mereka semua tahu, di dalam hutan, Kapten itu adalah raja. Tidak ada yang berani engkar perintahnya. Sekiranya berada di dalam kem, ingkar arahannya bererti menempah padah. Sama ada 'dibicara' atau seluruh anggota platun bisa mendapat 'penangannya'. Di dalam hutan pula, padahnya itu dikali gandakan dua atau tiga atau mungkin lebih.

Malam itu juga, semua anggota bertungkus lumus menyediakan unggun api. Tidak kira sama ada pegawai atau bukan pegawai, mereka semua berganding bahu. Mahu tidak mahu, unggun api mesti ada atau mereka semua akan tidur berselimutkan air sungai yang sejuknya sampai ke tulang.

Pelbagai teknik digunakan bagi memaksa anak-anak api menggigit dan menyalakan unggun kayu yang basah lecun. Akhirnya kurang dari sejam, daripada unggun yang kecil ia merebak dan menjadi besar.



Satu kejayaan yang boleh dibanggakan. Bukannya mudah hendak menyalakan api dalam waktu begitu. Ia ibarat mencari sebutir nasi dalam semak. Namun, dek kerana hukuman yang menanti lebih menakutkan, yang mustahil akhirnya menjadi kenyataan. Apa yang penting usaha dan kerjasama!

Kata Kapten, ketika bercakap kepada semua anggota platun di hadapan api yang sedang menyala: "Menghidupkan api di dalam hutan adalah satu kesalahan. Terutam ketika sedang di perbatasan. Namun sebenarnya pada malam ini saya hendak mengajar awak semua tentang falsafah kata-kata 'jika hendak seribu daya, jika malas seribu satu alasan'. Apa yang awak semua lakukan adalah sikap yang perlu disemat dalam dada seorang anggota tentera. Tanpa sikap seperti ini awak semua akan mudah tewas. Faham semua?"

Serentak semua mereka menjawab: "Faham tuan!"

"Bagus, sekiranya awak semua faham, awak semua boleh padamkan unggun api ini!" Kapten mengakhiri kata-katanya sambil dia bergerak menuju ke khemahnya...

Memang malam itu, semua anggota mengeluh. Pelbagai perasaan terpendam dihati mereka. Namun disebalik itu ada pengajaran yang penting yang perlu dipraktikkan.

Wallahu'alam.

Wednesday, April 21, 2010

Belum tua lagi

Ketika dalam perjalanan ke Kajang, saya singgah menumpang solat di sekolah lama saya, di Sungai Ramal Luar. Sekolah Menengah Kebangsaan Agama Maahad Hamidiah; antara sekolah yang banyak menyimpan seribu satu kenangan dan jasa dalam membentuk diri saya hari ini.

Di masjid sekolah, saya bersolat dengan mengimami beberapa orang pelajar. Selesai solat, ketika bersalaman, seorang daripada pelajar itu bertanya kepada saya:

"Pakcik datang ziarah anak?"

Saya jawab sambil tersenyum: "Tidak. Saya tumpang solat sahaja. Jangan panggil saya pakcik, saya bukan tua sangat. Dulu saya sekolah sini juga."

Pelajar tersebut sedikit serba salah. Dia bertanya lagi dan cuba memanggil saya 'abang'. "Abang sekolah sini sampai tahun berapa?"

Saya jawab: "Abang keluar lepas SPM. Abang SPM tahun 1992."

Pelajar itu tersenyum lebar dan berkata: "Tahun 1992? Waktu itu kami baru lahir. Jadi tidak salahlah kami panggil 'pakcik'?"

Saya tersenyum. Terdiam. Dan terpinga-pinga...

Pelajar itu kemudian meminta diri untuk ke 'kelas prep' manakala saya meneruskan perjalanan. Sambil memandu saya bermonolog: "Tua sangatkah saya ini?.... rasanya macam baru lagi meninggalkan sekolah.. ke U dan bekerja. Walaupun anak sudah empat, tetapi rasanya tidaklah terlalu tua daripada pelajar-pelajar sekolah itu..."

Monday, April 19, 2010

Apa beza antara baik dan amat baik

Kita sering mendengar kata-kata atau nasihat seperti ini:

"Buatlah kerja dengan baik"

"Tulislah proposal yang amat baik"

"Jadilah pelajar yang baik"

Kata-kata seperti ini tidak mengandungi fakta atau garis panduan bagaimana hendak menjadi baik. Si pendengar sebenarnya sukar untuk menjadi baik seperti apa yang dikehendaki oleh si penutur.

Ini kerana beza antara 'baik' dan 'amat baik' terletak dalam kepala kita. Ia adalah subjektif, bergantung kepada 'benchmark' kita. Ia tidak kelihatan di mata orang yang membaca atau mendengar.

Pendengar mungkin memahami 'baik' dari sudut lain. Dari kacamata yang berbeza dengan apa yang ada dalam kepala penutur.

Oleh itu apabila kita mengatakan "buatlah kerja dengan baik atau paling baik atau amat baik', ia tidak konkrit. Pendengar/pembaca tidak tahu baik atau amat baik itu macam mana. Tafsirannya berbeza mengikut pendengar, adat, suansana, kebiasaan, ilmu dan sebagainya.

Apa yang diinginkan oleh penutur/penulis mungkin berbeda dengan kefahaman pendengar/pembaca, begitulah sebaliknya.

Sekiranya kita berkata: 'Tulislah karangan yang baik' adalah berbeza dengan 'Tulis karangan dengan hujah yang disokong oleh fakta terkini dan gunakah ayat yang mudah'.

Justeru, apabila memberi nasihat atau berhujah, kurangkan menggunakan kata adjektif yang lebih bersifat emosi. Sebaliknya gunakan fakta atau perincian yang mudah diikuti atau difahami.

Tanpa ilmu, kita cenderung untuk berhujah menggunakan emosi.

Wallahu'alam.

Thursday, March 11, 2010

Kisah di sebuah sekolah

Pada suatu petang, ketika-sesi pembelajaran sedang berjalan di sebuah kelas darjah satu, seorang murid lelaki mengadu kepada gurunya:

"Cikgu, perut saya sakit" Kata murid itu sambil menekan-nekan perutnya.

Cikgu bertanya: "Awak hendak buang air kah?"

Murid itu hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Cikgu bertanya lagi: "Awak tidak makankah ketika waktu rehat tadi?"

"Tidak, cikgu" jawab murid itu perlahan.

"Kenapa awak tidak makan?" tanya cikgu.

"Saya tidak ada duit" jawabnya dengan nada sedih.

Cikgu bertanya lagi, untuk menyiasat: "Awak tertinggal duit belanja?"

Murid itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ayah awak tidak beri duit belanja?"

Murid itu memberi jawapan yang menyentak hati cikgu: "Ayah saya kata, dia tidak ada duit. Lagi seminggu baru ayah dapat gaji"

Cikgu terdiam sebentar, sebelum kemudiannya bertanya lagi: "Sebelum pergi sekolah tadi awak tidak makan nasi di rumah?

Dengan suara perlahan, sambil memandang ke lantai, murid menjawab: "Sudah seminggu emak tidak masak nasi. Ayah tidak ada duit hendak beli beras".

Cikgu terdiam. Seluruh kelas yang mendengar perbualan itu turut diam. Cikgu kemudian memegang tangan murid dan membawanya keluar, menuju ke kantin. Cikgu berkata berkata: "Mari cikgu belikan awak makanan."

Di kantin, pekerja sedang membersihkan kantin dan dapur. Makanan yang tinggal hanyalah 5 biji nugget. Cikgu membeli kesemua lima biji nugget dan menyerahkan kepada murid sambil menyuruhnya makan.

Murid itu mengambil bungkusan nugget dan menyimpan dalam poketnya.

Melihat tindakan muridnya, Cikgu lantas bertanya: "Kenapa awak tidak makan? Nanti sakit perut lagi."

Murid menjawab: "Saya hendak simpan. Saya hendak makan dirumah bersama ibu dan adik-adik saya."

Kata-kata murid cukup untuk meruntun hati cikgu. Dia terdiam. Air matanya bergenangan.

Peristiwa ini berlaku di sebuah sekolah di pinggir ibukota. Ayahnya seorang pengawal keselamatan di sebuah sekolah lain. Ibunya surirumah. Seorang kakaknya bersekolah menengah, dua orang lagi bersekolah rendah, manakala tiga orang adiknya masih belum bersekolah. Setiap petang, si ayah akan mengambil anak-anaknya pulang dengan menaiki basikal. Dua orang membonceng di belakang dan seorang di hadapan.

Kisah ini menginsafkan saya. Dalam pada saya kekenyangan menikmati makanan yang enak-enak, ada orang di kejiranan saya yang kelaparan. Mungkin ada banyak lagi keluarga yang seperti ini. Ini hanya satu kisah yang disampaikan kepada saya. Wallahu'alam.

Monday, February 22, 2010

Al-Fatihah

Puan Laila Syifa Abdullah (Berinder Singh), cikgu Sekolah Kebangsaan Taman Seri Rampai Setapak, (Cikgu Kak Yong) telah kembali keRahmatullah pada malam tadi. Selepas lebih 3 minggu koma di ICU, Unit Kebakaran, HKL. Beliau mengalami 70% kebakaran tubuh badan akibat dapur memasak yang bocor.

Beliau adalah seorang saudara baru yang dipisahkan daripada keluarganya (anak-anak), dihalau daripada rumah.

Jenazahnya diuruskan oleh pihak HKL, JAWI dan beberapa orang teman.

Itu adalah perjalan terakhirnya. Penutup kepada segala dugaan yang ditempoh apabila menerima cahaya hidayah Allah. Permulaan kepada alam yang indah dan bahagia selama-lamanya, dalam dakapan rahmat Allah. Kembalinya beliau ibarat selembar kain putih...

"Ya Allah, ampuni dan rahmatilah ruhnya. Bukalah pintu untuk beliau pulang kepada mu dengan seluas-luas. Muliakanlah ruhnya, siramilah ruhnya dengan air dingin dan salju, sucikanlah ruhnya sepertimana sucinya kain putih daripada segala kekotoran, kekalkanlah beliau dalam istana yang kekal abadi, dengan ditemani oleh keluarga yang juga kekal abadi, masukkanlah beliau ke dalam syurgamu, peliharalah dia daripada azab kubur dan siksa neraka."

Wallahu'alam

Thursday, February 18, 2010

Van putih sambar budak


Ini berita lama. Baru berjumpa semula link berita ini yang terpadam. Saya dapat dari sini.

Oleh kerana peristiwa pembunuhan kejam adik Nurin Jazlin masih lagi segar dalam ingatan dan belum diselesaikan, berita ini (sehingga hari ini) benar-benar mengundang kerisauan saya terhadap kanak-kanak yang bukan sedikit. Bukan sahaja terhadap anak-anak saya, bahkan semua kanak-kanak yang tidak berdosa.

Sementalah juga, penculikan Nurin berlaku di Wangsa Maju, berdekatan dengan rumah saya. Peristiwa terbaru ini berlaku di Wangsa Maju dan modus operandinya juga hampir sama dengan kes Nurin.

Adakah pembunuh kejam ini sudah kembali mencari mangsa dan lebih berani, lebih sadis? Mari kita doakan agar pembunuh ini segera ditangkap dan dihadapkan ke muka pengadilan dunia dan akhirat! Wallahu'alam.

Lagi kes culik budak di Malaysia

Van putih sambar budak
Harian Metro 16 Jan 2010

AMPANG: Belum selesai kes penculikan Nurin Jazlin Jazimin, 8, dan Sharlinie Mohd Nashar, 5, seorang lagi kanak-kanak perempuan berusia 12 tahun menjadi mangsa, kelmarin.

Nenek mangsa yang enggan namanya didedahkan berkata, kejadian berlaku kira-kira jam 9 malam apabila cucunya, murid tahun enam, dalam perjalanan ke kedai runcit berhampiran rumahnya di Taman Dagang di sini.

Menurutnya, ketika berjalan kaki bersendirian, sebuah van dinaiki seorang lelaki menghampiri cucunya sebelum berhenti.

“Lelaki tempatan berambut panjang dan memakai kemeja-T putih terus keluar dari van dan menghampiri cucu saya.

“Dia memeluk lalu menangkap cucu saya dari belakang. Akibat terkejut dengan tindakan itu, cucu saya meronta dan cuba melepaskan diri,” katanya.

Menurutnya, lelaki itu menyumbat mulut murid perempuan itu dengan kain sebelum menariknya masuk ke dalam van terbabit.

“Selepas berjaya mengheret masuk ke dalam van, dia menutup muka cucu saya dengan pita pelekat bagi mengelakkannya menjerit meminta tolong.

“Cucu saya dipaksa duduk sebelum dipakaikan tali pinggang keledar. Cucu saya cuba melawan dan melepaskan diri, namun lelaki terbabit menolak dan mengugutnya supaya diam,” katanya.

Difahamkan, sebelum matanya ditutup, mangsa sempat melihat beberapa botol arak dalam van berkenaan sebelum lelaki itu menghidupkan enjin dan meninggalkan tempat kejadian.

“Penjenayah itu kemudian memandu ke arah Wangsa Maju sebelum berhenti berhampiran pondok pengawal yang menjadi pintu masuk utama satu kawasan perumahan.

“Lelaki itu keluar dari van dan berjalan ke arah belakang kenderaan itu tanpa diketahui tujuannya. Kesempatan itu digunakan cucu saya untuk membuka pintu van perlahan-lahan sebelum bergegas melarikan diri tanpa menoleh belakang,” katanya.


Kanak-kanak itu bernasib baik kerana arif dengan kawasan berkenaan sebelum menuju ke rumah datuk saudaranya di Jalan Setiawangsa untuk mendapatkan bantuan sebelum membuat laporan polis. “Saya hanya menyedari kejadian itu selepas dihubungi ibu saudaranya kira-kira sejam selepas dia terselamat. Kami sekeluarga tidak tahu motif lelaki itu melarikannya.

“Kejadian itu menyebabkan dia trauma dan takut pergi ke sekolah. Akibat terlalu takut, cucu saya demam panas dan kini berehat di rumah,” katanya.

Sementara itu, Ketua Polis Ampang Jaya, Asisten Komisioner Abdul Jalil Hassan, yang dihubungi mengesahkan kejadian itu.

Beliau bagaimanapun enggan mengulas lanjut berikutan siasatan masih dilakukan bagi mengenal pasti penjenayah terbabit.

Oktober lalu, seorang kanak-kanak perempuan berusia lapan tahun diculik seorang lelaki menggunakan van putih selepas diumpan dengan wang RM5 di Kampung Sungai Pinang, Batu 3, Jalan Kapar, Klang, kira-kira jam 8.30 malam.

Bagaimanapun, mangsa sempat melarikan diri walaupun sudah diperkosa penjenayah yang sempat membawanya bersiar-siar.

Dalam kejadian sebelum ini, Nurin Jazlin Jazimin, 8, diculik selepas mengunjungi pasar malam berhampiran rumahnya di Seksyen 1, Wangsa Maju pada 20 Ogos, 2007.

Mayat mangsa ditemui disumbat dalam beg berhampiran PJS1, Petaling Jaya.

Dua bulan selepas itu, seorang lagi kanak-kanak lelaki berusia 11 tahun nyaris diculik berhampiran rumahnya di Seksyen 1, Wangsa Maju tidak jauh dari tempat Nurin dilaporkan hilang.

Dalam kejadian itu, mangsa yang cuba ditarik masuk ke dalam van sempat melawan sebelum dilepaskan penjenayah yang terkejut dengan jeritan ibu mangsa.

Kejadian sama berulang apabila seorang lagi kanak-kanak perempuan, Sharlinie Mohd Nashar, 5, turut dilaporkan hilang pada awal Januari 2008 selepas didakwa turut dilihat bersama seorang suspek dalam sebuah van di Cheras. Mangsa gagal ditemui sehingga kini.

http://www.hmetro.com.my/myMetro/articles/Vanputihsambarbudak/Article

Kisah Pemuda dan Solat


Cerita ini saya perolehi daripada rantaian email yang dimajukan kepada saya. Nama penulis asal dan sumber cerita ini tidak dinyatakan oleh pengirim. Semoga penulis asal cerita ini sentiasa beroleh rahmat dan mendapat ganjaran pahala atas usaha beliau ini.

Kisahnya bermula di sebuah tempat di salah sebuah Negara Arab. Ada seorang pemuda yang sangat liat mendirikan solat. Malah dia tidak mendirikan langsung solat lima waktu. Seorang diri pun berat, apatah lagi secara berjamaah. Setiap kali ada ulama yang berkunjung ke tempat mereka, seringkali jugalah penduduk setempat mengadu kepada ulama yang datang bertandang berkenaan sikap pemuda tersebut.

Berkali-kali diberikan nasihat namun sedikitpun tidak memberikan apa-apa kesan kepada anak muda ini. Malah makin menjadi-jadi.

“Awak wajib mendirikan solat lima waktu. Solat merupakan tiang agama kita.” kata salah seorang pendakwah kepada pemuda tersebut.

“Emm.. insyaAllah sekiranya saya rajin saya akan buat." jawab pemuda tersebut secara sinis.

Begitulah seterusnya. Sehinggalah datang seorang Sheikh yang alim yang mengajar di Universiti al-Azhar al-Syarif bertandang ke tempat mereka. Aduan yang sama diberikan. Setelah mendengar dengan teliti aduan para penduduk. Maka orang alim itu berkenan untuk bertemu dengan pemuda ini.

“Syeikh pun hendak tegur saya jugakah? Hendak menyuruh saya dirikan solat lima waktu?” sindir pemuda ini apabila melihat orang alim tersebut datang bertamu ke rumahnya.

Orang alim tersebut sambil tersenyum menjawab:“Saya sekadar ingin berkenalan.Tiada langsung niat saya ingin memaksa saudara seperti yang saudara sebutkan”.

Pertemuan pertama berjalan dengan lancar. Langsung tidak disentuh oleh Sheikh itu berkenaan solat. Perkara yang dilaksanakan hanyalah sekadar merapatkan tali silaturrahim. Bincang tentang pekerjaan, tempat tinggal, sara hidup dan lain-lain.

Pemuda tersebut begitu senang dengan perlakuan Syeikh. Tanpa sedar terselit rasa kagum pada seorang tua berjubah itu. Tidak seperti pendakwah lain yang selalu datang bertemu dengannya. Setiap kali duduk bersama, terus memberikan peringatan dan dalil-dalil tentang haramnya meninggalkan solat.

Akhirnya pemuda ini pula datang berkunjung ke tempat penginapan Syeikh. Maka semakin bertambah mesra pergaulan mereka. Begitulah keadaan seterusnya, Syeikh tetap tidak pernah menyentuh tentang solat. Sehinggalah tiba satu hari, Syeikh memberitahu bahawa beliau akan berangkat pulang ke Mesir. Ini kerana tugas yang diberikan oleh pihak al-Azhar ditempat tersebut telah selesai. Pemuda itu datang bertemu Syeikh. Rasa sedih akan berpisah dengan seorang alim menyentak-nyentak jiwanya.

Sebelum berpisah, Syeikh memeluk Ahmad seraya berkata dengan lembut “ Ahmad, saya ada mendengar suara-suara mengatakan bahawa saudara tidak pernah bersembahyang. Betulkah begitu?” Tersentak Ahmad bila mendengar pertanyaan daripada Syeikh tersebut.

“Memang benar wahai tuan Syeikh. Bukan saya tidak mengetahui bahawa ianya wajib cuma sikap malas yang ada pada saya inilah yang menghalang melakukannya.” jawab Ahmad memberikan alasan.

“Baiklah, jika begitu, bolehkah saudara tunaikan permintaan saya sebelum saya berangkat pulang?"

“Permintaan apa itu wahai tuan?”

“ Saudara pilih solat mana yang paling ringan untuk saudara dirikan. Satu pun sudah memadai, Boleh?” Tanya Syeikh kepada Ahmad.

Terkejut Ahmad mendengar pertanyaan Syeikh. Belum pernah dia mendengar solat boleh dipilih-pilih untuk disempurnakan.

"Bolehkah begitu wahai tuan Syeikh?” Tanya Ahmad penuh keraguan.

“Boleh tapi hanya untuk saudara sahaja” Jawab Syeikh sambil tersenyum.

“Baik, dulu saudara pernah ceritakan kepada saya bahwa saudara berkerja sebagai petani bukan? Dan saudara juga sering bangun awal pagi untuk ke kebun. Bukankah begitu wahai Ahmad?” Tanya Syeikh kepada Ahmad.

“Benar Tuan Syeikh”

"Jika begitu saya cadangkan, alang-alang saudara bangun setiap awal pagi, apa kata jika saudara basahkan sedikit sahaja anggota tubuh saudara dengan wudhuk dan selepas itu terus dirikan solat subuh dua rakaat. Dua rakaat sahaja, rasanya tidak terlalu berat bukan?” Syeikh memberikan cadangan kepada Ahmad.

Ahmad tanpa banyak bicara terus menerima cadangan Tuan Syeikh. Perasaan serba salah menyelinap jiwanya jika dia menolak permintaan syeikh tersebut yang terlalu rapat dengannya.

“Janji denganku Ahmad yang saudara tidak akan meninggalkan sekali-kali solat subuh ini di dalam hidup saudara. InsyaAllah tahun depan saya akan berkunjung lagi ke sini. Saya berharap agar dapat bertemu dengan saudara di Masjid setiap kali solat subuh tahun hadapan. Bolehkah wahai Ahmad? Syeikh memohon jaminan daripadanya.

“Saya berjanji akan menunaikannya”. Maka dengan senang hati Tuan Syeikh memohon diri berangkat pulang ke Mesir. Dalam hatinya, berdoa agar Allah memberikan kekuatan kepada Ahmad untuk melaksanakan janjinya.

Tahun berikutnya, setelah Tuan Syeikh sampai di tempat tersebut, beliau benar-benar gembira bilamana melihat Ahmad benar-benar menunaikan janjinya. Namun menurut penduduk setempat, Ahmad hanya solat subuh sahaja. Solat yang lain tetap tidak didirikan. Tuan Syeikh tersenyum. Gembira dengan perubahan tersebut.

Suatu pagi setelah selesai menunaikan solat subuh secara berjemaah di Masjid. Syeikh memanggil Ahmad. Seraya bertanya: “ Bagaimana dengan janjimu dahulu Ahmad. Adakah ada terdapat hari yang saudara tertinggal menunaikan solat subuh?”.

Ahmad menjawab dengan yakin : “Berkat doa tuan Syeikh, Alhamdulillah sehari pun saya tidak ketinggalan solat jemaah subuh di masjid ini”

“Alhamdulillah, bagus sekali kamu. Saudara benar-benar menunaikan janjimu.”

“Mudah sahaja rupanya tunaikan solat ini wahai Tuan”

“Perkara yang saudara lakukan tanpa paksaan pasti akan saudara rasakan mudah sekali. Yang penting jangan rasakan ianya suatu paksaan. Tetapi anggap ianya suatu kegemaranmu. Seperti saudara berkebun. Tiada yang memaksa, tetapi disebabkan minatmu yang mendalam terhadap kerja-kerja itu, maka tanpa disuruh saudara melaksanakannya bukan?” Syeikh menerangkan kepada Ahmad.

“Benar apa yang tuan katakan. Perkara yang kita lakukan dengan minat, tanpa dipaksa pun akan kita laksanakan”

“Ahmad, saudara habis bekerja pukul berapa ya?” Tanya Syeikh kepada Ahmad.

“Ketika azan Zohor saya berhenti untuk makan , kemudian saya sambung kembali kerja sehingga hampir Asar”

“Pasti saudara bersihkan sedikit dirimu bukan? Membasuh tangan dan kaki untuk duduk menjamah makanan? Benar Ahmad?” Tanya Syeikh meminta kepastian.

“Ya benar Tuan”

“Jika begitu, apa pendapatmu jika saya mencadangkan agar lebihkan sedikit basuhanmu itu. Terus niatkan ianya sebagai wudhuk. Selesai makan, terus dirikan solat zohor empat rakaat. Sekadar empar rakaat tidak lama rasanya bukan? Tidak akan terjejas tanamanmu agaknya?” Kata Syeikh berseloroh kepada Ahmad.

Ahmad tertawa dengan gurauan Tuan Syeikh. “Betul juga apa yang disebutkan oleh tuan. Baiklah mulai hari ini saya akan cuba laksanakannya”.

Jauh disudut hati Syeikh berasa sangat gembira dengan perubahan yang berlaku kepada Ahmad. Setelah selesai kerja Syeikh di tempat tersebut. Beliau berangkat pulang ke Mesir. Beliau berjanji untuk datang semula pada tahun hadapan.

Begitulah keadaannya Ahmad. Setiap tahun Syeikh bertandang, maka setiap kali itulah semakin bertambah bilangan solat yang dilakukan. Kini masuk tahun ke lima Syeikh bertandang ke tempat tersebut.

Ahmad seperti biasa hanya mendirikan solat empat waktu kecuali Isya’. Selesai menunaikan solat Maghrib, terus beliau berangkat pulang ke rumah.

Suatu hari, semasa Tuan Syeikh melihat Ahmad hendak berangkat pulang selepas menunaikan solat Maghrib berjemaah, beliau memanggil Ahmad.

“Bagaimana dengan kebunmu Ahmad? Bertambah maju?” Syeikh memulakan bicara.

“Alhamdulillah, semakin bertambah hasilnya Tuan”

“Baguslah begitu. Saya sentiasa doakan hasilnya semakin bertambah.” Doa Tuan Syeikh kepada Ahmad.

“ Ahmad, saya ingin bertanya sebelum saudara pulang. Cuba saudara perhatikan dengan baik. Apa lebihnya kami yang berada dalam masjid ini berbanding saudara? Dan apa kurangnya saudara berbanding kami yang berada dalam masjid ini?”

Ahmad tunduk sambil memikirkan jawapan yang patut diberikan.

“ Lebihnya tuan-tuan semua adalah kerana tuan-tuan mendirikan solat Isya’, sedangkan saya tidak menunaikannya”

“Baiklah, adakah saudara ingin menjadi orang yang lebih baik daripada kami semua?” Tanya Tuan Syeikh menguji.

“Sudah tentu wahai Tuan Syeikh.” jawab Ahmad dengan penuh semangat.

“Sekiranya begitu dirikanlah solat Isya’. Maka saudara tidak lagi kurang berbanding kami. Malah saudara akan menjadi lebih baik daripada kami.” Syeikh memberikan jawapan yang cukup berhikmah kepada Ahmad.

Akhirnya, berkat kesabaran Tuan Syeikh mendidik Ahmad.Beliau berjaya menjadikan Ahmad seorang yang tidak lagi meninggalkan solat.

Lima tahun bukanlah masa yang singkat untuk memberikan dakwah sebegini. Kesabaran dan hikmah yang tinggi sangat-sangat diperlukan demi menyampaikan risalah dakwah.

Semoga kisah di atas memberi manfaat kepada kita semua. Wallahu'alam

Tuesday, February 9, 2010

Ribut di dalam cawan

Ribut di dalam cawan. Saya terjemahkan daripada peribahasa Inggeris, Storm in a Tea Cup.

Ketika zaman sekolah dahulu, apabila rakan-rakan sekelas berselisih (pendapat, pendirian dan sebagainya) dan menjadi semakin hangat serta tegang, Cikgu akan menyuruh kami supaya jangan memperbesar-besarkan ribut kecil yang bergelora dalam cawan.

Acapkali, apabila berlaku dugaan, ujian, tentangan daripada sekeliling dalam melaksankan tugas yang diamanahkan, hati saya juga akan berbisik "Ah, itu hanya ribut kecil dalam cawan".

Dalam kehidupan seharian, kita tidak akan lepas daripada dilanda 'ribut kecil di dalam cawan' ini. Ia sebenarnya adalah sebahagian daripada ujian kehidupan. Kata rakan-rakan 'haraki' saya dahulu, ia adalah 'mehnah dan tribulasi' untuk seorang pejuang. Hidup ini adalah perjuangan.

Ujian, adalah kayu pengukur untuk ketabahan kita dalam perjuangan. Allah juga mengingatkan kita dalam Surah Al-Ankabut, ayat 2-3:
(Maksudnya): Apakah manusia itu mengira bahawa mereka akan dibiarkan (begitu sahaja setelah mereka) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya (dengan itu) Allah mengetahui orang-orang yang dusta (di kalangan mereka).
Kata Rasulullah S.A.W.:
“Orang Mukmin sentiasa di ambang lima dugaan yang susah; mukmin yang dengki padanya, munafik yang benci padanya, kafir yang memeranginya, syaitan yang menyesatkannya dan nafsu yang sering bertarung untuk mengalahkannya”
Kenapa kita di uji?

Banyak sebabnya. Yang paling utama adalah untuk lebih mendekatkan diri kita kepada Allah. Supaya kita tidak hilang pergantungan kepada Allah.

Adakalanya apabila kita tidak diuji, hati kita mudah lalai, mudah lari daripada mengingati Allah. Para alim ulama, aulia, sahabat, rasul dan nabi-nabi lebih hebat dugaannya. Namun ia tidak sekali-kali menjauhkan hati mereka daripada Allah. Malah lebih menguatkan cinta dan kasih mereka kepada Allah.

Jadi, ujian adalah tanda kasih sayang Allah kepada kita. Apabila menerima ujian, kita perlu mengadu dan meminta kepada Allah. Caranya adalah dengan solat. Pesan-Nya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan solat. Sesungguhnya, Allah berserta orang-orang yang sabar.” (Surah al-Baqarah: 153)
dan...
“Dan sesungguhnya Kami akan berikan cubaan kepada mu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada orang yang sabar.” (Surah al-Baqarah: 155)
Wallahu'alam.

Sunday, February 7, 2010

Tenat

Seorang rakan Isteri saya, yang juga cikgu Kak Yong dan Abang Chor di Sekolah Kebangsaan Taman Seri Rampai sedang tenat di Wad ICU, Unit Kebakaran, HKL.

Puncanya, disambar api ketika hendak memasak akibat kebocoran dapur gas di rumah beliau beberapa hari lepas.

Menurut Dr, beliau terpaksa ditidurkan akibat kecederaan serius tersebut. 70% tubuh beliau terbakar.

Cikgu ini yang merupakan saudara baru menerima dugaan demi dugaan. Beliau diceraikan oleh suaminya (yang tidak memeluk Islam) apabila mengetahui perihal keislamannya. Anak-anaknya seramai tiga orang dipisahkan daripada beliau. Beliau juga diusir keluar daripada rumah yang dibeli bersama dengan suaminya dahulu.

Beliau bolehlah diibaratkan sebagai sebatang kara, tanpa bimbingan yang sempurna.

Ketika ini, beliau masih lagi belum sedar. Pelawat juga hanya boleh menziarahi beliau disebalik cermin kaca.

Semoga Allah memberikan beliau kekuatan, memelihara iman dan mengurniakan yang terbaik untuk beliau.

Friday, February 5, 2010

Victory

"Victory has 100 fathers and defeat is an orphan..."

Kata-kata di atas diucapkan oleh Presiden Amerika, J.F. Kennedy pada 21 April 1961.

Ini realiti yang berlaku di dunia kini. Apabila seseorang itu berjaya, ramai orang akan cuba untuk mengasiosasikan diri mereka dengan idividu yang berjaya itu. Ramai orang yang tumpang berbangga, malah mengaku dia mempunyai sumbangan terhadap kejayaan itu. Ramai yang memuji dan tidak kurang yang menumpang kredit.

Sebagai contoh, jika ada seorang anak kampung yang berjaya, ramailah yang mengaku saudara.

Namun sebaliknya, orang ramai menjauhkan diri daripada orang yang gagal. Lebih pedih apabila kegagalan itu diungkit-ungkit, ditokok tambah malah orang gagal itu segera dihukum dengan pelbagai tuduhan atau cercaan. Walaupun sebelum itu, mungkin si gagal itu seorang yang berjaya.

Lebih menarik apabila orang lain yang tidak tahu hujung pangkal atau tidak ada usul periksa tentang situasi sebenar terus 'tumpang sekaki' untuk turut menghukum si gagal.

Ini lumrah manusia, walau hakikatnya dalam Islam mementingkan usaha daripada hasil.

Contohnya, apabila seseorang berjihad di jalan Allah, dia beroleh pahala. Apabila terkorban, dia turut mendapat ganjaran walaupun belum memenangi pertempuran.

Ramai para sahabat Rasulullullah yang syahid sebelum kemenangan Islam di tanah Arab. Ramai Ulama Islam syahid dalam usaha dakwahnya. Mereka tidak dikatakan gagal. Malah mereka tidak dicerca.
Allah mengingatkan kita dalam alQuran:

Katakanlah wahai Muhammad, hendaklah kalian berusaha, nescaya Allah Subhanahu Wata’ala, RasulNya dan orang-orang beriman akan melihat usaha kalian, kelak kalian akan dikembalikan ke alam ghaib dan syahadah lalu Allah Subhahahu Wata’ala menjelaskan kepada kalian apa sebenarnya yang telah kalian usahakan.” (Surah Al-Taubah: Ayat 105)
Kata Rasulullah:

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada tubuh badan kamu, tidak juga kepada rupa kamu tetapi ia melihat kepada hati dan amalan kamu”. ( Hadis direkodkan oleh Muslim)
Dalam teori pemikiran barat, aliran Pemikiran Lateral (Edward de Bono) meletakkan adanya 'margin of error' dalam setiap idea baru. Membuat silap tidak bermakna kita gagal, tetapi ia sebenarnya mendekatkan kita dengan kejayaan.

Bak kata Thomas A. Edison apabila ditanya tentang lebih 1000 ujian yang gagal dalam usaha beliau menghasilkan mentol elektrik, beliau berkata : "Setiap kali saya gagal, saya sedar, sebenarnya saya menghampiri kejayaan."

Wallahualam.